Thursday, January 14, 2010

Sayangi dan Bersyukur Pada Suami


SUATU PERJALANAN
“Tanggungjawab suami selain memberi nafkah dan mencari rezeki, jangan lupa bimbing anak dan isteri. Kalau suatu hari berlaku selisih faham, jangan cepat menuding jari. Duduk berbincang dan cari kata sepakat. Tiada bumi tak ditimpa hujan.”


Teringat pesan ayah di suatu petang...
“Ayah dulu bila arwah mak mula bising bersuara, ayah tak balas dengan kata-kata. Ayah keluar hidupkan motor, pergi ke Behrang cari mee goreng mamak. Bila sampai saja di rumah, ayah hulur pada arwah Mak, muka yang tadi masam terus tersenyum riang. Suami kena tahu kesukaan isteri, supaya mudah memujuk hati,” ayah menambah berkongsi pengalaman selama 41 tahun bersama arwah Mak.


Persefahaman antara suami dan isteri bukan boleh dicapai sehari dua. Ia merupakan satu perjalanan sepanjang usia perkahwinan. Cabaran dan dugaan pastinya tidak sama, di awal, pertengahan dan di hujungnya. Justeru, sikap saling memberi dan menerima sangat perlu dipupuk dan dibaja. Memberi kelebihan diri untuk saling melengkapi. Menerima kekurangan untuk saling menginsafi, suami mahu pun isteri bukanlah manusia sempurna.


SILAP ISTERI
Kesilapan isteri bermula apabila melupakan kebaikan suami kerana benci dengan sikapnya yang tidak menyenangkan hati. Silap menjadi dosa andai keistimewaan suami orang yang sering dibicara. Keburukan suami dijaja, atas alasan minta nasihat rumahtangga. Tapi apa maknanya kalau semua orang bercerita. Rasulullah SAW pernah mengingatkan melalui sabdanya yang bermaksud:



“Wahai kaum wanita, aku lihat kamu ini lebih banyak di neraka”Seorang wanita lalu bangun bertanya, “Apakah yang menyebabkan yang demikian? Adakah sebab kami ini kufur?”Rasulullah SAW menjawab, “Tidak. Bukan begitu. Tetapi ada dua tabiat kamu yang tidak elok yang boleh menjerumuskan kamu kedalam neraka:

1. Kamu banyak mengutuk atau menyumpah
2. Kamu kufurkan kebaikan suami.”

Ada kalanya, isteri merajuk tanpa sepatah kata. Suami yang tak tahu menahu, terus buat biasa. Muka isteri semakin kelat, hilang serinya. Menahan ego diri, ingin dipujuk dengan kata cinta, namun tidak berbicara dan bersemuka. Suami tertanya-tanya sendiri, akhirnya terasa hati. Salah siapa agaknya, bila masing-masing memendam rasa. Kasih mula bertukar marah. Marah marak menyala benci.


YANG LEBIH, YANG KURANG
“Awak beruntung ye, dapat suami yang memahami. Tak seperti saya. Hari-hari menjeruk rasa,” luah seorang teman yang baru beroleh cahaya mata.
“Suami saya juga ada kurangnya. Tapi kelebihannya lebih banyak untuk saya perkatakan. Saya pun isteri yang ada salah dan silap,” jawab saya supaya dia buka mata.
“Ada suami yang tak pandai urusan rumah tangga, namun dia bijak berjenaka, meriah suasana. Ada suami yang jarang menghadiahkan bunga, tapi selalu membelanja anak dan isteri dengan makanan istimewa. Dan ramai juga suami yang tidak reti memujuk, bermain kata. Tapi mudah bertoleransi bila diminta bantu sini dan sana . Ketepikan kekurangannya dan ambil kelebihan. Pasti awak juga akan rasa bertuah beroleh suami seperti dia.” pujuk saya lagi. Moga-moga dia berubah hati. Kembali ‘memandang tinggi’ kehadiran seorang suami.



ENGKAU TERBAIK UNTUKKU
“Sedangkan lidah lagi tergigit, apa pula suami isteri, buang yang keruh, ambil yang jernih. Baru teguh peribadi.”
Wahai teman bergelar isteri, mari kita muhasabah diri. Pohon keampunan dari Ilahi agar cinta Nya bersemi kembali. Banyakkan istighfar dan juga sedekah, kerana janji Allah setiap kebaikan menghapus kejahatan.
Susunkan jemari pintalah kemaafan dari lelaki bernama suami. Jangan bertangguh dan jangan lengah. Bimbang maaf tiada serinya lagi.
Pandang wajahnya, lihat matanya. Bisikkan di sanubari, “Terima kasih, suamiku. Engkau terbaik untuk diri ini.”
Mencari dan terus mencari cinta Ilahi.
Saling berpesan-pesan kpd kebaikan..



“The only real mistake is the one from which we learn nothing...”

dipetik dari  http://umidanishku.blogspot.com

Sunday, January 10, 2010

The 100th Posting

I've got this from my inbox, just sharing as the 100th posting of the blog. Take a break... relax...

Lawyer's Stupid Questions
Recently reported in the Massachusetts Bar Association Lawyers Journal, the following are questions actually asked of witnesses by attorneys during trials and, in certain cases, the responses given by insightful witnesses:

1. "Now doctor, isn't it true that when a person dies in his sleep, he doesn't know about it until the next morning?"

2. "The youngest son, the twenty-year old, how old is he?"

3. "Were you present when your picture was taken?"

4. "Were you alone or by yourself?"

5. "Was it you or your younger brother who was killed in the war?"

6. "Did he kill you?"

7. "How far apart were the vehicles at the time of the collision?"

8. "You were there until the time you left, is that true?"

9. "How many times have you committed suicide?"

10. Q: "So the date of conception (of the baby) was August 8 th?"
      A: "Yes."
      Q: "And what were you doing at that time?"

11. Q: "She had three children, right?"
      A: "Yes."
      Q: "How many were boys?"
      A: "None."
      Q: "Were there any girls?"

12. Q: "You say the stairs went down to the basement?"
      A: "Yes."
      Q: "And these stairs, did they go up also?"

13. Q: "Mr. Slatery, you went on a rather elaborate honeymoon, didn't you?"
      A: "I went to Europe, Sir."
      Q: "And you took your new wife?"

14. Q: "How was your first marriage terminated?"
      A: "By death."
      Q: "And by who's death was it terminated?"

15. Q: "Can you describe the individual?"
      A: "He was about medium height and had a beard."
      Q: "Was this a male, or a female?"

16. Q: "Is your appearance here this morning pursuant to a deposition notice sent to your attorney?"
      A: "No, this is how I dress when I go to work."

17. Q: "Doctor, how many autopsies have you performed on dead people?"
      A: "All my autopsies are performed on dead people."

18. Q: "All your responses must be oral, OK? What school did you go to?"
      A: "Oral."

19. Q: "Do you recall the time that you examined the body?"
      A: "The autopsy started around 8:30 p.m.."
      Q: "And Mr. Dennington was dead at the time?"
      A: "No, he was sitting on the table wondering why I was doing an autopsy."

20. Q: "You were not shot in the fracas?"
      A: "No, I was shot midway between the fracas and the navel."

21. Q: "Are you qualified to give a urine sample?"
      A: "I have been since early childhood."

22. Q: "Doctor, before you performed the autopsy, did you check for a pulse?"
      A: "No."
      Q: "Did you check for blood pressure?"
      A: "No."
      Q: "Did you check for breathing?"
      A: "No."
      Q: "So, then it is possible that the patient was alive when you began the autopsy?"
      A: "No."
      Q: "How can you be so sure, Doctor?"
      A: "Because his brain was sitting on my desk in a jar."
      Q: "But could the patient have still been alive nevertheless?"
      A: "It is possible that he could have been alive and practicing law somewhere."
Related Posts with Thumbnails